RariaMedia.com – Setiap orang pada dasarnya pernah melakukan kebohongan dalam hidupnya. Bahkan, menurut Michael Lewis, Profesor Pediatri dan Psikiatri dari Rutgers University di Kanada, terkadang kebohongan dibutuhkan untuk melindungi diri dari hal-hal buruk.
Namun demikian, ada beberapa orang yang sengaja berbohong dengan tujuan memanipulasi orang lain demi kepuasan ataupun keuntungan pribadinya.
Karena itu, diperlukan kewaspadaan untuk menghindarkan diri dari orang-orang dengan tipe tersebut. Berikut ini adalah 4 cara mendeteksi kebohongan yang bisa dilakukan supaya kamu tidak mudah tertipu.
Terdapat perubahan bahasa tubuh

Seseorang yang sedang berbohong biasanya akan melakukan perubahan gerakan secara tak sadar. (Foto: Pexels)
Upaya berbohong memicu reaksi biologis dari tubuh, seperti jantung berdebar, berkeringat, bibir kering, tidak mau melakukan kontak mata atau justru menatap terlalu tajam, dan sebagainya.
Jadi, cobalah untuk memperhatikan detail gerak-gerik dari lawan bicaramu. Perlu diingat bahwa bagi orang-orang “ahli” yang menjadikan bohong sebagai kebiasaan, perubahan bahasa tubuh ini tidak akan terlalu terlihat.
Kamu bisa menyiasatinya dengan menatap orang tersebut secara saksama. Ini akan membuat kepercayaan dirinya berubah perlahan karena mulai khawatir jika kebohongannya sudah terendus.
Membuat pembicaraan yang berputar-putar

Seseorang yang berbohong bisa membuat pembicaraan yang terlalu berputar-putar. (Foto: Pexels)
Dilansir dari Psychology Today, seseorang yang berbohong cenderung tidak nyaman untuk menyampaikan cerita tentang apa yang ditanyakan secara mendetail. Atau jika terdesak, ia justru memberikan terlalu banyak detail yang tidak penting.
Orang yang berbohong biasanya juga menggunakan nama pihak lain sebagai tameng atas kebohongan yang ia lakukan. Misal, ia mengklaim terpaksa melakukan tindakan tertentu karena diminta pihak X.
Oleh sebab itu, arah pembicaraan pun menjadi tidak terfokus dan cenderung berputar-putar. Kalimat-kalimat yang dikeluarkan juga terkadang tidak konsisten antara satu waktu dengan waktu lainnya atau antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Terkesan berlebihan

Seseorang yang sedang berbohong biasanya akan melakukan sesuatu secara berlebihan. (Foto: Pexels)
Seseorang yang berbohong akan berusaha sekeras mungkin untuk meyakinkan lawan bicaranya. Hal ini terkadang membuat mereka melakukan tindakan berlebihan tanpa ia sadari.
Beberapa tindakan tersebut di antaranya yakni memberikan ekspresi berlebihan yang tidak natural, berbicara terlalu keras, memberikan detail tidak penting terlalu banyak, atau bergerak terlalu sering. Tak jarang “alur” narasi bohongnya juga tidak masuk akal dan berlebihan.
Menghindari pertanyaan terbuka

Seseorang yang sedang berbohong akan tidak nyaman jika diberikan pertanyaan terbuka. (Foto: Pexels)
Satu kebohongan memerlukan kebohongan lainnya agar kebohongan tersebut dapat dipercaya. Karena itu, seseorang yang berbohong cenderung menghindari pertanyaan terbuka yang mengharuskan mereka untuk menguraikan jawabannya.
Memancing jawab deskriptif akan mendorong pembohong untuk memperbanyak dan memperluas narasi bohongnya hingga ia terperangkap dalam imajinasi yang bisa saja tidak konsisten.
Ketidakonsistenan ini tentu dapat menjadi masalah baginya. Jadi, alih-alih melempar pertanyaan yang jawabannya sudah jelas, coba gunakan pertanyaan terbuka yang memaksa ia berbicara panjang lebar.