Menu

Mode Gelap

Techno & Science · 24 Des 2021 10:19 WIB

Model Baru Kurikulum 2022: Siswa Bebas Memilih Mata Pelajaran


 Kemendikbud Ristek menjelaskan rencana kurikulum baru pada tahun 2022 yang akan lebih berfokus pada materi yang esensial. (Foto: Unsplash) Perbesar

Kemendikbud Ristek menjelaskan rencana kurikulum baru pada tahun 2022 yang akan lebih berfokus pada materi yang esensial. (Foto: Unsplash)

RariaMedia.com – Belakangan ini sedang ramai dibahas mengenai adanya kurikulum 2022 di media sosial. Kabarnya kurikulum 2022 tidak lagi menggunakan penjurusan kelas IPS, IPA, dan Bahasa bagi pelajar SMA.

Terkait hal tersebut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Anindito Aditomo memberikan penjelasannya.

Baca juga:  Gojek Akan Hentikan 5 Layanan GoLife di Tahun 2020

“Kurikulum tersebut akan lebih berfokus pada materi yang esensial, tidak terlalu padat materi. Ini penting agar guru punya waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. Bukan sekadar kejar tayang materi yang ada di buku teks,” ujar Anadito Aditomo melalui akun Instagramnya @ninoaditomo.

Dalam kurikulum baru yang bernama prototipe tersebut, siswa kelas 11 dan 12 tidak lagi memilih jurusan IPA, IPS atau Bahasa. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasi mereka. Artinya siswa dapat memilih mata pelajaran yang sesuai dengan jenjang karier mereka.

Meski demikian, terdapat mata pelajaran wajib yang harus tetap dipelajari oleh peserta didik. Mata pelajaran wajib tersebut adalah Pendidikan Agama, PKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Seni Musik, Penjaskes dan Sejarah.

Artinya, bila seorang siswa berminat menjadi dokter, maka ia bisa memilih mata pelajaran tambahan yang sesuai minatnya seperti Biologi, Kimia, dan lainnya. Namun, siswa tetap akan mendapat pendampingan dari guru BK untuk berkoordinasi mengenai minat dan mata pelajaran yang akan diambilnya.

Dalam kurikulum prototipe, siswa diharuskan mengambil 18 jam pelajaran wajib dan 20 jam pelajaran pilihan per minggu.

Namun, saat masih di kelas 10, siswa akan tetap mengikuti mata pelajaran umum yang sama dengan di SMP. Sekolah dapat menentukan pengorganisasian pembelajaran IPA atau IPS.

Baca juga:  Resmi Berulang Tahun, Ini Harapan Bisma dan Rafael SMASH

Nantinya kurikulum ini akan ditawarkan kepada semua sekolah, namun kurikulum prototipe hanya akan diterapkan di satuan pendidikan yang berminat menggunakannya sebagai sebagai alat untuk transformasi pembelajaran.

Rencananya, kurikulum prototipe tersebut mulai diujicobakan pada 2500-an sekolah di seluruh Indonesia melalui Program Sekolah Penggerak. Namun, Nino mengatakan bahwa kurikulum ini akan bersifat opsional.

Artikel ini telah dibaca 328 kali

Baca Lainnya

Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi Dikritik, Gubernur NTT Persilakan Pindah ke Sekolah Lain

3 Maret 2023 - 10:47 WIB

Masuk sekolah jam 5

Tergiur Kehidupan di Luar Negeri, Ratusan Alumni LPDP Tak Mau Pulang ke Indonesia

3 Februari 2023 - 06:18 WIB

Penerima LPDP tidak mau pulang

Digital Decluttering: Yuk, Bersihkan Sampah Tersembunyi di Ponselmu!

15 Desember 2021 - 08:00 WIB

Digital decluttering

Resmi Dirilis, Ini Spesifikasi Lengkap Varian iPhone 13

15 September 2021 - 08:43 WIB

PPSMB Jadi Trending Twitter, Netizen: Kirain Pengganti PPKM

3 Agustus 2021 - 11:21 WIB

GoTo: Hasil Resmi Merger Gojek dan Tokopedia

17 Mei 2021 - 15:25 WIB

GoTo Gojek Tokopedia
Trending di Economy
X